From : http://www.zikri.com/2008/01/08/mengurus-visa-amerika-serikat/
....
Seperti halnya mengurus visa di semua kedutaan besar negara-negara lain, pemohon harus memulai proses dengan membuat jadwal interview. Untuk Amerika Serikat, permohonan pembuatan janji jadwal interview bisa dilakukan lewat email atau telpon (sepertinya lebih baik lewat email) (update: sekarang harus dilakukan secara online lewat situs web Kedubes AS). Lihat keterangan alamat email dan/atau nomor telpon pada situs U.S. Embassy – Jakarta di link ini. Sebutkan nama lengkap dan nomor paspor anda, sebutkan tujuan utama/jenis visa yang ingin diperoleh (kunjungan wisata, sosial, bisnis atau bahkan migran). Sebutkan pula hari/tanggal yang anda inginkan. Sepengetahuan saya, kapan pun tanggal yang anda minta selalu di-amini, kecuali tanggal tersebut adalah hari libur (termasuk hari libur nasional di Amerika Serikat). Pada tanggal tersebut, anda diminta untuk datang pagi hari jam 07.00. Beberapa orang malah sudah berdiri di tempat antrian sejak sebelum jam 6 pagi! Pintu masuknya sendiri baru mulai dibuka pada pukul 08.00. Yang perlu diingat, loket kasir tutup pukul 10.00.
Sejak akhir tahun 2005, pemerintah Amerika Serikat mengharuskan semua pemohon untuk menggunakan formulir aplikasi pendaftaran elektronik (formulir DS-156) yang diisi di situs web yang telah disediakan. Formulir ini bisa diisi pada halaman web ini. Cetak dan bawa formulir yang sudah diisi dan mendapatkan barcode dari web ini ketika anda hendak mengantri di kedutaan. Tanpa membawa paspor dan formulir, anda tidak akan dilayani. Jangan lupa pula menyertakan pas foto berukuran 5×5. Ada standar ukuran khusus yang telah ditetapkan. Jangan asal 5×5. Amannya, katakan pada studio foto tempat anda hendak membuat pas foto, bahwa anda hendak membuat visa Amerika Serikat. Jika dia tidak mengerti, tinggalkan. Cari saja studio foto yang lain. Di Jakarta banyak studio yang paham koq. Apalagi di sekitar Jalan Sabang, jelas-jelas mereka memajang tulisan “Terima pas foto visa U.S.”.
Antrian pertama yang harus dilalui di depan ini adalah antrian untuk masuk ke area ring terluar dari kedutaan. Selain akan diperiksa kelengkapan dokumen standar dan diperiksa bahwa nama anda benar-benar ada di dalam daftar pemohon, tentunya barang bawaan anda pun akan diperiksa. Demi kenyamanan anda sendiri, sangat amat tidak disarankan membawa barang-barang yang tidak perlu (termasuk jaket). Karena selain repot membawanya, anda pun akan berkali-kali melewati proses pemeriksaan.
Setelah masuk ke dalam pagar, anda akan bertemu lagi dengan antrian yang kedua. Antrian ini menuju loket kasir, di mana anda harus membayar uang administrasi. Loket kas hanya menerima pembayaran dalam bentuk rupiah. Selama ini besarnya adalah USD 100 (yang di-rupiah-kan menjadi Rp 900.000,00). Tapi yang saya baca di surat kabar beberapa waktu yang lalu, per tahun 2008 ini terjadi kenaikan biaya menjadi USD 131 (saya belum mengetahui nominalnya dalam rupiah). Diterima atau tidak diterimanya aplikasi visa anda, say goodbye to your money. Kasir akan dengan riang gembira menerima uang anda, tidak perduli apakah formulir anda lengkap atau tidak, benar semua atau masih ada salah. Kasir akan memberikan nomor regu (panggilan interview akan dilakukan secara berkelompok, beberapa orang sekaligus).
Antrian yang ketiga adalah antrian untuk memasuki ring yang lebih dalam lagi di lingkungan kedutaan. Di sini anda harus melewati metal detector. Semua barang elektronik harus ditinggalkan di meja security — tidak terkecuali flash disk! Saya yang ketika itu menggunakan safety shoes standar lingkungan pertambangan (yang di bagian depannya terdapat logam yang melindungi bagian atas jari kaki) dipaksa melepas sepatu dan secara khusus sepatunya melalui scanner. Sesekali terlihat tentara berseragam pakaian dinas lapangan lengkap berjalan mondar-mandir. Benar-benar tentara bule, berseragam loreng gurun, berwajah tegang dan dingin menyandang senjata otomatis dalam posisi standby.
Setibanya di dalam, kita kembali mengantri. Kali ini bisa duduk. Tunggu nomor kelompok anda dipanggil. Regu yang dipanggil akan memasuki sebuah ruangan. Lagi-lagi antri lagi. Duduk-duduk lagi. Di dalam terdapat beberapa loket kaca yang membatasi antara pemohon dan peng-interview. Perhatikan di sini, jika si pemohon mendapatkan kembali paspornya, itu artinya dia gagal. Jika yang diterima adalah sepotong kertas putih, itu artinya dia hampir pasti akan mendapatkan visanya (kecuali tiba-tiba ada hal luar biasa yg membuat dia gagal).
....